Menu

Mode Gelap
Soft Launching Marhaen TV, Sabtu 26 Maret 2022 Mas Tok – Guntur Soekarno : Demokrasi Indonesia itu Demokrasi 50 plus 1 | Bincang Bareng Tokoh 001 GPM Maluku Utara Desak Pertanggungjawaban PLN atas Dugaan Kelalaian di Gane Barat Marhaenisme Bung Karno: Masih Relevan di Zaman Sekarang? Buku Darmo Gandul: Refleksi Kepemimpinan dan Budaya Jawa dalam Sejarah dan Kearifan Lokal

Opini · 3 Apr 2025 17:08 WIB ·

Membaca Pemikiran Prabowo dalam buku Kembalikan Indonesia Haluan Baru Keluar dari Kemelut Bangsa


					Membaca Pemikiran Prabowo dalam buku Kembalikan Indonesia Haluan Baru Keluar dari Kemelut Bangsa Perbesar

oleh Suryokoco Suryoputro

Kembalikan Indonesia: Haluan Baru Keluar dari Kemelut Bangsa adalah buku yang ditulis oleh Prabowo Subianto dan pertama kali terbit tahun 2004 melalui penerbit Pustaka Sinar Harapan. Buku setebal ~216 halaman ini lahir dalam konteks pasca krisis ekonomi 1997-1998, ketika Indonesia tengah berjuang memulihkan diri dari “kemelut bangsa” (berbagai krisis ekonomi dan sosial). Prabowo, seorang mantan perwira tinggi militer yang kemudian terjun ke politik, menuangkan gagasan visionernya tentang arah baru bagi Indonesia di buku ini. ISBN buku ini adalah 979-416-816-5. Desain sampul buku menggambarkan tangan mengepal yang mencengkeram bendera Merah-Putih, melambangkan semangat merebut kembali kedaulatan Indonesia. Buku ini merupakan buah renungan Prabowo sebagai “anak bangsa” yang terpanggil untuk menawarkan solusi atas masalah-masalah nasional kala itu.

Ringkasan Isi Buku

Buku Kembalikan Indonesia dibagi dalam beberapa bagian yang menguraikan masalah dan solusi bagi Indonesia pasca krisis. Di awal, Prabowo menggambarkan realitas pahit ekonomi Indonesia: negara yang kaya sumber daya alam, namun rakyatnya banyak terpuruk dalam kemiskinan dan pengangguran. Ia menyoroti bagaimana aset-aset strategis bangsa banyak jatuh ke tangan asing dan segelintir elit, sehingga rakyat kecil merasa menjadi “penonton” di negeri sendiri

Selanjutnya, buku ini menawarkan “haluan baru” untuk keluar dari kemelut tersebut. Prabowo mengajukan jalan keluar berupa serangkaian strategi nasional yang menitikberatkan pada kemandirian ekonomi dan pengelolaan sumber daya yang pro-rakyat. Ia mengajak bangsa Indonesia berani mengambil kembali kendali atas kekayaan negeri sendiri, mengurangi ketergantungan pada modal asing, dan memberdayakan sektor-sektor produktif domestik. Misalnya, Prabowo menekankan pentingnya swasembada pangan (karena ironisnya “Indonesia adalah negara agraris tapi pangannya harus diimpor”) dan pemanfaatan maksimal sumber daya laut (“negara maritim tapi impor ikan/garam”) (). Inti ringkasnya, buku ini memaparkan kondisi ekonomi Indonesia yang penuh paradoks dan menawarkan arah kebijakan alternatif agar Indonesia bisa bangkit berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) secara ekonomi.

Tema Utama

Beberapa tema sentral yang diangkat dalam buku Kembalikan Indonesia antara lain:

  • Nasionalisme Ekonomi dan Kemandirian: Prabowo mengusung gagasan ekonomi berdikari di mana Indonesia harus mengendalikan mimpi dan takdirnya sendiri dalam ekonomi. Sumber daya alam dan aset nasional seharusnya dikelola untuk kemakmuran rakyat, bukan dikuasai asing. Tema kemandirian (swasembada pangan, energi, dll.) sangat ditekankan sebagai jalan menuju kedaulatan ekonomi.
  • Kritik terhadap Elit dan Neoliberalisme: Buku ini keras mengkritik “pengkhianatan para elit” yang dianggap menyebabkan kekayaan negeri lari ke luar. Prabowo mengecam model ekonomi neoliberalisme yang menurutnya dipilih pasca reformasi dan justru membahayakan ekonomi nasional. Ia menentang praktik privatisasi dan liberalisasi yang membuat Indonesia bak “kacung di rumah sendiri”.
  • Kesejahteraan Rakyat dan Keadilan Sosial: Prabowo menyoroti jurang ketimpangan sosial – di mana segelintir orang menikmati pertumbuhan ekonomi sementara sebagian besar rakyat menderita. Tema keadilan sosial diangkat dengan menyerukan pengembalian manfaat kekayaan alam kepada rakyat banyak (misal: lahan pertanian untuk petani, kesempatan kerja untuk pribumi, dll.), sesuai amanat Pasal 33 UUD 1945.
  • Visi Kebangsaan dan Amanat Pendiri Bangsa: Penulisan buku ini dilatari semangat nasionalisme yang bersumber dari cita-cita proklamator Indonesia. Prabowo menggarisbawahi bahwa mengembalikan kejayaan Indonesia adalah tanggung jawab generasi sekarang kepada para pendiri bangsa, bukan sekadar retorika belaka. Ia kerap mengutip konsep “Berdikari” ala Sukarno-Hatta (berdiri di atas kaki sendiri) sebagai inspirasi untuk kebijakan ekonomi masa kini .
Baca Juga :  Agung Nugroho: Kiprah Alumni GMNI dalam Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan

Menterjemahkan keinginan Prabowo

Prabowo menulis Kembalikan Indonesia dengan tujuan jelas: menggugah kesadaran nasional dan menawarkan visi besar untuk keluar dari krisis multidimensi yang melanda Indonesia awal 2000-an. Dalam sebuah pernyataan, Prabowo menjelaskan bahwa gagasan untuk “mengembalikan kejayaan Indonesia” telah ia tuangkan di buku ini sebagai bagian dari perjuangan pemikiran jangka panjang. Ia menegaskan bahwa jauh sebelum slogan “Make America Great Again” populer di AS, dirinya sudah menggemakan semangat “Make Indonesia Great Again” melalui buku ini. Tujuan penulisan buku ini antara lain:

  • Mendiagnosis masalah bangsa: Menguraikan penyebab kemerosotan Indonesia (utang, korupsi, kebijakan ekonomi yang keliru, dsb) agar pembaca memahami akar persoalan.
  • Menawarkan haluan baru: Merumuskan strategi alternatif berbasis nasionalisme ekonomi dan ketahanan nasional di berbagai sektor (pangan, energi, pertahanan ekonomi) untuk memulihkan martabat bangsa.
  • Mewariskan pemikiran visioner: Mendokumentasikan gagasan Prabowo bagi generasi mendatang. Prabowo merasa terpanggil mewariskan pemikiran yang sejalan dengan semangat proklamasi 1945, sehingga buku ini juga berfungsi sebagai manifesto politik-ekonominya. Seperti yang ia nyatakan, semangat buku ini “banyak didasari dari semangat yang sudah tertanam 73 tahun silam ketika para pendiri bangsa merumuskan cita-cita kemerdekaan Indonesia”.
Baca Juga :  Indonesia dalam Politik Global: Tantangan dan Arah Kebijakan ke Depan

Secara singkat, tujuan utama penulisan adalah membangun kesadaran dan memberikan panduan agar Indonesia dapat kembali bangkit sebagai negara yang mandiri, berdaulat, adil, dan makmur.

Kutipan Penting

Beberapa kutipan dari buku Kembalikan Indonesia yang mencerminkan inti pesannya:

  • “Akibat pengkhianatan para elitnya, Indonesia yang kita cintai sedang lepas dari jari-jemari tangan sebagian besar warga negara. Negeri yang kaya raya ini tidak memberi manfaat kepada sebagian besar rakyatnya yang masih berkubang dalam kemiskinan dan pengangguran. Kita ibarat ayam yang sekarat di lumbung padi. Aset negeri kini banyak dikuasai bangsa asing. Kita menjadi kacung di rumah sendiri.” – Prabowo melontarkan kritik tajam bahwa kekayaan Indonesia tidak dinikmati rakyatnya, melainkan diambil alih pihak asing akibat kelalaian elit.
  • “Pengembalian kejayaan Indonesia bukanlah retorika yang perlu diperdebatkan, tetapi sebuah tanggung jawab yang diamanahkan oleh para pendiri bangsa kepada generasi saat ini.” – Pesan ini menegaskan keyakinan Prabowo bahwa upaya membangkitkan kembali Indonesia adalah mandat historis yang harus diwujudkan, bukan sekadar wacana kosong.

Pandangan Tanggapan Publik

Pada saat diterbitkan (2004), buku ini menambah wacana tentang arah ekonomi Indonesia, meski tidak banyak diulas secara luas di media arus utama. Sebagai sebuah karya yang bernuansa manifesto politik-ekonomi, Kembalikan Indonesia lebih banyak diperbincangkan di lingkup pendukung Prabowo dan kalangan pemerhati ekonomi nasionalis. Pendukung Prabowo kerap memuji buku ini karena dianggap visioner dan relevan. Misalnya, belasan tahun kemudian mereka menyoroti bahwa Prabowo sudah mengingatkan bahaya ekonomi neoliberalisme sejak 2004 lewat buku ini. Hal-hal seperti dominasi asing atas aset nasional dan paradoks kemiskinan di negara kaya yang diulas Prabowo di sini terbukti tetap menjadi isu hangat, sehingga bagi para pendukungnya, gagasan dalam Kembalikan Indonesia dianggap “tidak basi” bahkan hingga Prabowo maju sebagai capres 2014, 2019, dan 2024.

Baca Juga :  Hak Rakyat Dalam Daerah Istimewa

Dari kacamata kritikus atau pengamat, beberapa menggolongkan retorika Prabowo dalam buku ini sebagai bentuk populisme ekonomi nasionalis. Artinya, ia menggunakan narasi pro-rakyat dan anti-asing yang kuat, meskipun ia sendiri berasal dari kalangan elit. Peneliti politik Jeffrey Winters, misalnya, menyebut Prabowo sebagai contoh “oligarchic populism”, di mana elite menggunakan isu populis nasionalisme ekonomi untuk meraih dukungan. Namun terlepas dari kritik tersebut, ide-ide Prabowo di buku ini telah memengaruhi platform partainya (Gerindra) dan perdebatan kebijakan. Bahkan setelah ia menjabat dalam pemerintahan, beberapa kebijakan seperti dorongan swasembada pangan dan pengetatan kontrol investasi asing mencerminkan tema-tema yang pernah ia tulis.

Secara umum, Kembalikan Indonesia mendapat apresiasi dari kalangan yang sepaham dengan ekonomi kerakyatan dan kemandirian nasional, namun juga dipandang skeptis oleh sebagian lain yang mengkhawatirkan pendekatan terlalu nasionalistis. Meskipun bukan buku laris di toko buku umum, nilainya terletak pada kontribusi gagasan terhadap diskursus kedaulatan ekonomi Indonesia.

Informasi Penerbit dan Distribusi

Buku ini diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan di Jakarta, cetakan pertama tahun 2004. Dengan nomor ISBN 979-416-816-5, Kembalikan Indonesia termasuk kategori buku non-fiksi (ekonomi/politik). Saat ini, buku tersebut kemungkinan sudah tidak dicetak baru secara massal, mengingat usianya.

Pustaka Sinar Harapan, selaku penerbit, merupakan imprint yang pernah menerbitkan buku-buku bertema sosial-politik. Informasi kontak penerbit mungkin sudah sulit ditemukan karena perusahaannya tidak lagi aktif secara online. Oleh karena itu, cara paling praktis memperoleh buku ini adalah melalui jalur second-hand atau meminjam di perpustakaan.

Sebagai penutup, Kembalikan Indonesia adalah sebuah buku yang mencerminkan visi Prabowo Subianto terhadap kedaulatan ekonomi Indonesia. Dengan ringkasan isi, tema utama yang kuat, kutipan langsung, serta ulasan di atas, diharapkan pembaca mendapatkan gambaran lengkap mengenai isi dan signifikansi buku ini dalam konteks perjuangan Indonesia menuju kemandirian nasional.

Artikel ini telah dibaca 23 kali

Baca Lainnya

Marhaen, Cangkul, dan Aplikasi: Serakahnomic sebagai Penjajahan Gaya Baru

23 Juli 2025 - 21:05 WIB

Menjemput Trisakti di Persimpangan Zaman: Risalah Reflektif dari Pertemuan Komantikor

22 Mei 2025 - 10:46 WIB

Hak Rakyat Dalam Daerah Istimewa

16 Mei 2025 - 13:25 WIB

MERDEKA MENGELOLA SUMBER DAYA ALAM SENDIRI

10 Mei 2025 - 18:55 WIB

Wawancara Imajiner dengan Bung Karno: Mengenang Murdaya Widyawimarta Po, Pejuang Kewarganegaraan

13 April 2025 - 13:59 WIB

Indonesia dalam Politik Global: Tantangan dan Arah Kebijakan ke Depan

3 April 2025 - 21:46 WIB