MARHAEN.ID – Magelang: Sebanyak 34 alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dari Jakarta memulai perjalanan penuh makna pada Sabtu (19/4). Mereka berkumpul di Sekretariat DPP PA GMNI sejak pukul 06.30 WIB dan berangkat bersama menggunakan bus pariwisata menuju Wihara Mendut, Magelang, Jawa Tengah, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum Murdaya Poo—tokoh nasionalis, pengusaha, dan marhaenis sejati.
Sepanjang perjalanan menuju Magelang, suasana dalam bus dipenuhi keakraban dan diskusi mendalam. Banyak peserta mengenang sosok Murdaya Poo sebagai tokoh yang konsisten mendukung perjuangan alumni GMNI dan memiliki peran penting dalam proses legislasi UU Kewarganegaraan yang menghapus diskriminasi terhadap etnis Tionghoa. “Pak Poo adalah sosok yang tidak hanya hadir secara simbolik, tapi benar-benar berjuang dalam ranah konkret kebangsaan,” ungkap salah seorang peserta.
Di Rest Area KM 207 Tol Cipali, rombongan dari Jakarta bertemu dengan alumni GMNI dari Cirebon. Pertemuan yang terjadi secara spontan ini segera berubah menjadi ajang reuni penuh kehangatan. Mereka saling berbagi cerita perjuangan di daerah masing-masing dan menyatukan kembali semangat gotong royong dan nasionalisme yang menjadi dasar gerakan GMNI.
Rombongan tiba di Wihara Mendut sekitar pukul 14.30 WIB. Prosesi penghormatan berlangsung khidmat. Ketua Umum DPP PA GMNI, Prof. Arif Hidayat, menyampaikan sambutan menyentuh tentang Murdaya Poo. “Pak Poo hidup sederhana, namun berpikir besar. Ia adalah marhaenis sejati yang mencintai rakyat dan bangsa ini dengan seluruh hidupnya. Kehadirannya dalam perjuangan adalah ilham bagi kita semua,” katanya.
Usai prosesi di Wihara, para alumni dari Jakarta dijamu oleh teman-teman DPD Jateng dan Ketua DPC PA GMNI Kabupaten Magelang, Grengseng Pamudji yg juga Bupati Kabupaten. Magelang. Di sana, mereka disambut hangat, menikmati hidangan makan malam, dan diberi kesempatan untuk mandi dan beristirahat sejenak sebelum kembali ke Jakarta usai waktu magrib.
“Terima kasih atas sambutan hangat dari DPD Jateng dan DPC PA GMNI Magelang. Ini bukan hanya soal fasilitas, tapi tentang semangat kekeluargaan yang selalu menjadi ciri khas kita,” ujar Ugik Kurniadi.
Perjalanan pulang ke Jakarta menjadi penutup dari hari penuh makna. Suasana hening namun penuh tekad menyelimuti bus. “Kami kembali membawa semangat baru—untuk menjaga persatuan, memperjuangkan keadilan sosial, dan mempraktikkan nilai-nilai kebangsaan di manapun kami berada,” pungkas seorang alumni sebelum perjalanan pulang dimulai. Perjalanan dimulai pukul 19:00 wib