Menu

Mode Gelap
Soft Launching Marhaen TV, Sabtu 26 Maret 2022 Mas Tok – Guntur Soekarno : Demokrasi Indonesia itu Demokrasi 50 plus 1 | Bincang Bareng Tokoh 001 GPM Maluku Utara Desak Pertanggungjawaban PLN atas Dugaan Kelalaian di Gane Barat Marhaenisme Bung Karno: Masih Relevan di Zaman Sekarang? Buku Darmo Gandul: Refleksi Kepemimpinan dan Budaya Jawa dalam Sejarah dan Kearifan Lokal

Berita · 28 Jun 2025 23:54 WIB ·

Dari Sulawesi untuk DPP: ‘Persatuan adalah Kunci Menuju Kejayaan GMNI’


					Foto: Rifat Hakim, Mantan Ketua DPC GMNI Luwuk Banggai Sulawesi Tengah/MARHAEN.ID. Perbesar

Foto: Rifat Hakim, Mantan Ketua DPC GMNI Luwuk Banggai Sulawesi Tengah/MARHAEN.ID.

Oleh: Rifat Hakim, Aktivis GMNI, Mantan Ketua DPC GMNI Luwuk Banggai Sulawesi Tengah.

MARHAEN.ID : Kondisi internal Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) saat ini tengah diuji oleh situasi dualisme kepemimpinan. Di akar rumput, kami merasakan keresahan yang semakin mendalam resah melihat rumah ideologis ini menjadi panggung perebutan legalitas, bukan lagi ruang pengabdian dan perjuangan.

GMNI bukan sekadar organisasi, ia adalah warisan ideologis, tempat bertumbuhnya nalar kritis dan semangat kerakyatan. Maka ketika di tubuh DPP terjadi keterbelahan yang berkepanjangan, yang terjadi bukan sekadar konflik struktural, tapi perpecahan ruh gerakan.

Baca Juga :  Revitalisasi Nilai Perjuangan Bung Karno dalam Membentuk Kader yang Berwatak Marhaenisme, DPC GMNI Kendari Gelar KTD

Kami yang berada di bawah merindukan keteduhan dalam satu atap. Persatuan bukanlah utopia, melainkan syarat mutlak agar organisasi ini tetap hidup dan relevan. Kita tidak mungkin melangkah maju jika rumah kita terus gaduh dan tak tertata.

Dengan penuh rasa hormat untuk elti-elit di pusat tundukkanlah egomu, merendah diri, dan menata kembali GMNI sebagai rumah bersama, ingat kalian di atas karena ada yang di bawah. Kita perlu kembali mengingat untuk apa organisasi ini didirikan: bukan untuk kepentingan personal, bukan untuk adu pengaruh, tapi untuk memperjuangkan kaum marhaen, membumikan ajaran Bung Karno, dan menjawab tantangan zaman.

Baca Juga :  Kemacetan Di Tanjung Priok Imbas Bongkar Muat Tidak Perlu Pencopotan Direksi Pelindo

Kami hanya minta persatuan tidak ada yang lain. Tidak ada kongres kubu ini dan kubu itu, yang ada hanya Kongres Persatuan.

Kejayaan GMNI tidak akan lahir dari konflik tanpa ujung, melainkan dari semangat persaudaraan dan gotong royong serta kemampuan kita berdamai dalam ideologi. Kita butuh jiwa besar dari para elit di pusat, agar suara-suara dari bawah ini tidak terus menjadi jeritan dalam diam.

Baca Juga :  Kabar Duka: Murdaya Widyawimarta Poo, Tokoh Sukses Alumni GMNI, Tutup Usia pada Usia 79 Tahun

Marilah kita semua dari cabang hingga pusat membangun ulang kepercayaan, menata ulang rumah ideologis ini. Karena GMNI terlalu besar untuk dipecah, dan terlalu penting untuk ditinggalkan.

GMNI jaya, Marhaen Menang, Merdeka !!! (*)

Artikel ini telah dibaca 47 kali

Baca Lainnya

Revitalisasi Nilai Perjuangan Bung Karno dalam Membentuk Kader yang Berwatak Marhaenisme, DPC GMNI Kendari Gelar KTD

15 Juli 2025 - 20:03 WIB

Ajukan Upaya Hukum Banding atas Perkara Nomor 115/Pdt.G/2025/PN Jkt.Pst, DPP GMNI Ajak Penggugat Dialog dan Mediasi

15 Juli 2025 - 17:14 WIB

Impian Reformasi Polri dalam Hiruk Pikuk Hut Bhayangkara

3 Juli 2025 - 16:12 WIB

SPMB 2025 di Banten: Ketika Pendidikan Jadi Kantor Pos Wakil Rakyat

29 Juni 2025 - 20:58 WIB

Bulan Bung Karno: Ini Bukan tentang Persatuan, Tapi tentang Siapa yang Punya Kepentingan!

25 Juni 2025 - 23:27 WIB

Persatuan Alumni GMNI dan GMNI Touna Gelar Donor Darah dalam Rangka Bulan Bung Karno

25 Juni 2025 - 14:11 WIB