Dhia Prekasha Yoedha adalah sosok yang telah menempuh perjalanan panjang dalam dunia aktivisme, jurnalistik, dan pemikiran nasional. Sebagai alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), kiprahnya mencerminkan dedikasi terhadap nilai-nilai kebangsaan dan demokrasi.
Pendidikan dan Aktivisme di GMNI
Dhia menempuh pendidikan di Universitas Indonesia, di mana ia aktif dalam GMNI. Keterlibatannya dalam organisasi ini membentuk dasar pemikirannya yang kritis dan nasionalis. Sebagai anggota GMNI, Dhia terlibat dalam berbagai kegiatan yang menekankan pentingnya ideologi dan kesadaran politik di kalangan mahasiswa.
Karier di Bidang Jurnalistik dan Media
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Dhia terjun ke dunia jurnalistik. Karir pertamanya di dunia jurnalistik dimulai di Surat Kabar Harian (SKH) PRIORITAS milik Surya Paloh. Setelah PRIORITAS dibredel, ia langsung pindah ke KOMPAS, salah satu media terbesar di Indonesia. Pengalaman di dua media besar ini semakin memperkaya perspektif dan ketajaman jurnalistiknya.
Saat ini, Dhia menjabat sebagai Pemimpin Redaksi di www.detikanalisis.com, sementara Erros Djarot bertindak sebagai Pimpinan Umum. Melalui media ini, Dhia terus memperjuangkan independensi pers dan penyampaian berita yang objektif kepada masyarakat.
Sebagai wartawan, Dhia telah memperoleh pengakuan nasional atas karyanya. Ia memenangkan penghargaan sebagai Wartawan Pajak Nasionalis selama dua tahun berturut-turut pada 1990 dan 1991. Penghargaan ini menunjukkan ketajaman analisisnya dalam bidang ekonomi dan kebijakan fiskal, serta komitmennya dalam memperjuangkan transparansi pajak di Indonesia.
Aktivisme dan Perlawanan terhadap Orde Baru
Dhia tidak hanya berperan sebagai jurnalis, tetapi juga sebagai aktivis perlawanan terhadap Orde Baru. Ia adalah penggagas, pendiri, dan Ketua Presidium pertama Aliansi Jurnalis Independen (AJI), sebuah organisasi yang didirikan untuk memperjuangkan kebebasan pers di Indonesia. Melalui AJI, Dhia turut serta dalam berbagai gerakan yang menentang pembungkaman media oleh rezim Orde Baru.
Sebagai Presidium AJI, Dhia juga aktif memimpin Redaksi INDEPENDEN, sebuah majalah yang diterbitkan tanpa Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP). INDEPENDEN menjadi simbol perlawanan bawah tanah terhadap rezim Orde Baru dan kebijakan Dwifungsi ABRI, yang kala itu sangat membatasi kebebasan pers dan hak asasi manusia di Indonesia.
Selain berjuang dalam dunia jurnalistik, Dhia juga aktif dalam gerakan buruh. Ia adalah pendiri dan Ketua DPP Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) untuk sektor Pers, Penerangan, dan Grafika (SPPG). Perannya dalam SBSI menunjukkan kepeduliannya terhadap kesejahteraan pekerja media dan industri grafika, yang sering kali mengalami tekanan politik dan ekonomi.
Peran dalam Alumni GMNI dan Aktivitas Sosial Politik
Sebagai alumni GMNI, Dhia tetap aktif dalam berbagai kegiatan yang mendukung penguatan ideologi dan kebangsaan. Ia pernah menjabat sebagai Anggota Dewan Pakar Presidium Alumni GMNI periode 2010-2014. Dalam kapasitas ini, Dhia terlibat dalam berbagai diskusi dan kegiatan yang bertujuan memperkuat peran alumni GMNI dalam kancah politik nasional.
Pada tahun 2018, Dhia turut serta dalam diskusi publik bertajuk “Soekarno di Mata Peter Kasenda” yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI). Diskusi ini menyoroti pentingnya kepemimpinan yang mampu mempersatukan bangsa, terutama dalam konteks politik kontemporer. Keterlibatan Dhia dalam diskusi ini menunjukkan perhatiannya terhadap dinamika politik dan pentingnya kepemimpinan yang inklusif.
Pandangan dan Visi
Dhia dikenal sebagai individu yang memiliki pandangan kritis terhadap perkembangan politik dan sosial di Indonesia. Ia menekankan pentingnya kembali ke pemikiran ideologis dalam berpolitik, mengingat kecenderungan pragmatisme yang semakin dominan. Dhia percaya bahwa melalui media dan pendidikan politik yang tepat, masyarakat dapat lebih sadar dan aktif dalam menentukan arah bangsa.
Kesimpulan
Perjalanan Dhia Prekasha Yoedha dari aktivis mahasiswa hingga menjadi pemimpin redaksi media menunjukkan dedikasi dan komitmennya terhadap nilai-nilai kebangsaan dan demokrasi. Keterlibatannya dalam GMNI, AJI, SBSI, dan berbagai aktivitas sosial politik menegaskan perannya sebagai penggerak pemikiran nasional. Melalui kiprahnya, Dhia terus berupaya memberikan kontribusi nyata bagi kebebasan pers, kesejahteraan buruh, dan kemajuan bangsa.