Menu

Mode Gelap
Soft Launching Marhaen TV, Sabtu 26 Maret 2022 Mas Tok – Guntur Soekarno : Demokrasi Indonesia itu Demokrasi 50 plus 1 | Bincang Bareng Tokoh 001 GPM Maluku Utara Desak Pertanggungjawaban PLN atas Dugaan Kelalaian di Gane Barat Marhaenisme Bung Karno: Masih Relevan di Zaman Sekarang? Buku Darmo Gandul: Refleksi Kepemimpinan dan Budaya Jawa dalam Sejarah dan Kearifan Lokal

Berita · 19 Apr 2025 17:08 WIB ·

DPP PA GMNI Lepas Murdaya Poo Di Wihara Mendut, Gema Pesan Kebangsaan Dan Kemanusiaan


					DPP PA GMNI Lepas Murdaya Poo Di Wihara Mendut, Gema Pesan Kebangsaan Dan  Kemanusiaan Perbesar

MARHAEN.ID – Magelang: Sabtu, 19 April 2025 Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Alumni GMNI (DPP PA GMNI) yang dipimpin oleh Ketua Umum Prof. Arif Hidayat, Ketua Harian Aruji Wahyono, serta Wakil Ketua Umum Bidang Politik Ugik Kurniadi, memimpin langsung prosesi pelepasan almarhum Murdaya Poo di Wihara Mendut, Magelang, Sabtu (19/4). Acara ini berlangsung khidmat, sarat pesan kebangsaan dan penghormatan mendalam kepada sosok yang dikenal sebagai pengusaha nasional dan kader marhaenis sejati.

Upacara pelepasan dihadiri keluarga besar almarhum, tokoh lintas agama, serta para aktivis alumni GMNI dari berbagai generasi. Dalam suasana batin yang penuh haru, para hadirin menyampaikan doa, kesaksian hidup, dan penghormatan terakhir kepada almarhum yang telah memberi kontribusi besar dalam membumikan nilai-nilai Pancasila dan marhaenisme dalam kehidupan nyata.

Ketua Umum DPP PA GMNI, Prof. Arif Hidayat, dalam pidatonya menegaskan bahwa Murdaya Poo adalah simbol nyata dari Indonesia yang plural, inklusif, dan menjunjung tinggi nilai kebangsaan. “Beliau adalah marhaenis sejati. Hidupnya diabdikan untuk bangsa, bukan hanya dalam kata-kata, tetapi dalam kerja nyata. Ia membuktikan bahwa keberagaman bukan penghalang, melainkan kekuatan,” ujar Prof. Arif.

Baca Juga :  BERITA DUKA CITA: Senior GMNI Bung Moegiono S.H. Meninggal Dunia

Ketua Harian Aruji Wahyono menyampaikan bahwa pelepasan di Wihara Mendut mengandung pesan spiritual dan simbolik yang mendalam. “Kami memilih Wihara Mendut bukan hanya karena latar keyakinan almarhum, tetapi karena tempat ini adalah lambang toleransi dan peradaban. Di sini kita ingin menegaskan kembali semangat Indonesia sebagai rumah bersama,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Politik, Ugik Kurniadi, menyampaikan bahwa almarhum Murdaya Poo adalah sosok yang mengajarkan pentingnya memperhatikan hal-hal kecil dalam kehidupan dan organisasi. “Pak Poo selalu menekankan agar kita menjaga apa yang kita miliki, sekecil apa pun itu. Beliau pernah berpesan, jaga aset, karena dari situ bisa tumbuh manfaat besar. Ini bukan hanya soal harta, tapi juga soal kepercayaan, nilai, dan semangat perjuangan,” ujar Ugik.

Baca Juga :  Pancasila: Antara Retorika dan Realita

Suhadi, perwakilan Niciren Syosyu Indonesia (NSI), dalam refleksi kebangsaannya mengingatkan pentingnya menjaga kesepakatan nasional. “Kita sepakat sebagai satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa. Inilah yang membedakan kita dari negara lain yang masih berkutat dengan persoalan identitas. Almarhum Murdaya Poo adalah penjaga dan pejuang nilai-nilai itu,” ungkapnya.

Dalam momen haru, Prof. Tunjung Herning Sitabuana, istri dari Ketua Umum DPP PA GMNI Prof. Arif Hidayat, turut menyampaikan kenangan personal yang menyentuh. Ia mengenang bagaimana almarhum Murdaya Poo memberikan apresiasi luar biasa terhadap disertasi doktoralnya yang mengangkat tema keadilan sosial dan kebangsaan. “Pak Poo membaca disertasi saya dengan penuh perhatian dan sempat menyampaikan bahwa nilai-nilai dalam tulisan itu sangat relevan dengan perjuangan hidupnya. Itu menjadi momen yang sangat berkesan dan mempererat batin kami,” ujar Prof. Tunjung.

Baca Juga :  Reformasi Polri Dimulai dengan Mencopot Sigit sebagai Kapolri

Acara ditutup dengan doa lintas iman dan penyalaan pelita di altar utama Wihara Mendut. Simbol cahaya ini menjadi tanda bahwa semangat perjuangan almarhum akan terus menyinari langkah generasi penerus bangsa.

DPP PA GMNI mengajak seluruh alumni dan kader GMNI untuk melanjutkan teladan hidup almarhum: sederhana, membumi, berpihak pada rakyat, dan teguh menjaga kebinekaan serta keutuhan bangsa.

“Selamat jalan Bung Murdaya. Cahaya pengabdianmu akan terus menyala dalam perjuangan kami. Indonesia yang berkeadilan dan berkeadaban adalah warisan yang akan kami jaga.”

 

Artikel ini telah dibaca 387 kali

Avatar photo badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Gelar PPAB, GMNI Morowali: Kami telah Lahirkan 13 Pejuang Marhaenis yang Siap Mengapdi untuk Rakyat

30 September 2025 - 14:47 WIB

Terpilih dalam Konfercab, Efrem Elman Siarif Ndruru dan Noval Fahrizal Gunawan Resmi Nahkodai DPC GMNI Jaktim Periode 2025-2027

28 September 2025 - 15:04 WIB

Bumikan Marhaenisme di Tanah Sintuwu Maroso, GMNI Poso Gelar PPAB ke 2

20 September 2025 - 13:29 WIB

Reformasi Polri Dimulai dengan Mencopot Sigit sebagai Kapolri

19 September 2025 - 00:04 WIB

Kaderisasi adalah Kekuatan Persatuan dalam Tubuh GMNI

16 September 2025 - 22:53 WIB

Lantik DPD PA GMNI Sulteng dan Sulbar, Prof Arief Hidayat Ajak Kader Teladani Pendiri Bangsa untuk Jaga Indonesia

14 September 2025 - 21:57 WIB