Menu

Mode Gelap
Soft Launching Marhaen TV, Sabtu 26 Maret 2022 Mas Tok – Guntur Soekarno : Demokrasi Indonesia itu Demokrasi 50 plus 1 | Bincang Bareng Tokoh 001 GPM Maluku Utara Desak Pertanggungjawaban PLN atas Dugaan Kelalaian di Gane Barat Marhaenisme Bung Karno: Masih Relevan di Zaman Sekarang? Buku Darmo Gandul: Refleksi Kepemimpinan dan Budaya Jawa dalam Sejarah dan Kearifan Lokal

Opini · 19 Mar 2025 20:51 WIB ·

Gerakan Marhaenis dalam Pertanian di Indonesia: Konsep dan Implementasi


					Photo by Dan Meyers on Unsplash Perbesar

Photo by Dan Meyers on Unsplash

Pengenalan Gerakan Marhaenis

Gerakan Marhaenis adalah sebuah ideologi yang berkembang di Indonesia, yang berfokus pada rakyat dan petani. Dikenalkan oleh Soekarno, gerakan ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat kecil, khususnya dalam sektor pertanian. Di tanah yang subur ini, Marhaenis meyakini bahwa pembangunan pertanian yang berkelanjutan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi ketimpangan ekonomi.

Baca Juga :  Mengenal Karakter GMNI dari Tanggal Lahir: Semangat Juang yang Tak Pernah Padam

Prinsip-Prinsip Gerakan Marhaenis dalam Pertanian

Salah satu prinsip utama gerakan Marhaenis adalah pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Dalam konteks pertanian, hal ini berarti pendekatan yang ramah lingkungan dalam bertani. Metode organik, rotasi tanaman, dan penggunaan pupuk alami adalah contoh taktik yang didukung oleh ideology ini. Pendekatan ini tidak hanya memberi manfaat bagi petani namun juga menjaga kesuburan tanah untuk generasi mendatang.

Baca Juga :  Negara Hukum Berwatak Pancasila: Meneguhkan Identitas Hukum Indonesia

Peran Gerakan Marhaenis saat ini

Di Indonesia saat ini, penerapan ideologi Marhaenis dalam pertanian semakin relevan. Dengan tantangan seperti perubahan iklim dan ketidakpastian pasar global, gerakan ini mengajak petani untuk berkolaborasi dan saling mendukung. Komunitas pertanian yang dipimpin oleh prinsip Marhaenis berpotensi menciptakan inovasi, meningkatkan produktivitas, dan mempromosikan keberlanjutan yang akan memberikan manfaat jangka panjang.

Artikel ini telah dibaca 40 kali

Baca Lainnya

Menjemput Trisakti di Persimpangan Zaman: Risalah Reflektif dari Pertemuan Komantikor

22 Mei 2025 - 10:46 WIB

Hak Rakyat Dalam Daerah Istimewa

16 Mei 2025 - 13:25 WIB

MERDEKA MENGELOLA SUMBER DAYA ALAM SENDIRI

10 Mei 2025 - 18:55 WIB

Wawancara Imajiner dengan Bung Karno: Mengenang Murdaya Widyawimarta Po, Pejuang Kewarganegaraan

13 April 2025 - 13:59 WIB

Indonesia dalam Politik Global: Tantangan dan Arah Kebijakan ke Depan

3 April 2025 - 21:46 WIB

Menapak Jejak Soekarno, Menyongsong Gagasan Prabowo: Harapan Baru untuk Indonesia

3 April 2025 - 17:18 WIB