MARHAEN.ID – Situbondo: Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Fakultas Pertanian dan Sains-Teknologi Universitas Abdurachman Saleh (UNARS) Situbondo menyatakan sikap tegas menolak segala bentuk aktivitas pertambangan nikel yang direncanakan di wilayah Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Sikap ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab moral dan kepedulian terhadap keberlangsungan lingkungan hidup, perlindungan hak-hak masyarakat adat, serta pelestarian ekosistem Raja Ampat yang merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia.
Inilah Pernyataan Sikap Resmi DPK GMNI Fakultas Pertanian dan Sains-Teknologi UNARS Situbondo terkait ekspoitasi Raja Ampat melalui Tambang Nikel:
1. Menolak keras segala bentuk aktivitas pertambangan nikel di Kabupaten Raja Ampat karena berpotensi menimbulkan kerusakan ekologis yang tidak dapat dipulihkan dan mengancam kelestarian ekosistem laut maupun daratan.
2. Mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk segera mencabut seluruh izin usaha pertambangan (IUP) di kawasan Raja Ampat, terutama yang berada di dalam wilayah konservasi.
3. Mengecam praktik pembangunan yang abai terhadap prinsip keberlanjutan dan tidak melibatkan
masyarakat adat dalam proses pengambilan keputusan.
4. Mendorong pengembangan ekonomi berbasis ekowisata dan kearifan lokal sebagai alternatif pembangunan yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan berkeadilan sosial.
5. Menyatakan solidaritas penuh terhadap perjuangan masyarakat adat dan elemen gerakan rakyat Papua Barat Daya yang menolak tambang dan mempertahankan ruang hidup mereka.
Penegasan Ideologis
Sikap ini merupakan perwujudan dari ajaran Trisakti Bung Karno: berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Eksploitasi sumber daya alam yang tak
terkendali adalah bentuk penjajahan baru yang mengorbankan rakyat dan tanah air.
“Kami tidak akan tinggal diam melihat alam dirusak atas nama investasi. Raja Ampat bukan wilayah untuk ditambang, melainkan untuk dilestarikan. Mahasiswa harus berdiri di garis depan perjuangan rakyat dan lingkungan,” tegas Hazriel, Ketua DPK GMNI Faperta-Sainstek UNARS Situbondo.
DPK GMNI Faperta-Sainstek UNARS Situbondo menyerukan kepada seluruh elemen gerakan mahasiswa, organisasi kepemudaan, dan masyarakat sipil di seluruh Indonesia untuk bersatu dalam
barisan penolakan terhadap tambang nikel di Raja Ampat.
“Ini adalah bagian dari perjuangan panjang mempertahankan bumi pertiwi dari ancaman perusakan dan kerakusan modal,” tandas Hazriel.***